Tuesday, October 30, 2012

EMPRESS DOWAGER CIXI (TZU HSI)



sebenarnya ingin meresensi kisah ini sejak sekian tahun yg lalu, but that it is!! just have no idea to begin the story O_o 
Baiklah, mungkin dimulai dengan menceritakan mimpiku hehe (lelucon apa yang kupaksakan untuk tulisanku??? God,, forgive me)

Tiba-tiba aku sangat terkesan pada sesosok “MONSTER” bagi China, sosok perempuan yang kehadirannya diramalkan akan menghancurkan kekaisaran China, dan jika pada akhirnya semua itu terjadi, tak adil menurutku jika semua beban disebutkan menjadi tanggung jawabnya,, yeahhh that’s really UNFAIR!!! Dan aku bermimpi menjadi sang Empress Dowager yang sedang menjalani masa-masa pengejarannya, but im not at her age, aku tidak sedang berumur 64 tahun dalam masa “pengejaran” ku and im really thanks to God, karena aku bahkan tidak bisa membayangkan apakah aku masih sanggup berlari ketika umurku mencapai 64 tahun nanti hehe… beberapa hari yang lalu aku juga memimpikan sang Raja Muda, Jenderal Yung Lu

Well, sepertinya aku sangat terkagum-kagum pada Sang Maharani. Entahlah apakah itu berarti aku juga memiliki ambisi sebesar sang Putri?? Dan apakah aku akan sanggup mewujudkannya melalui “banyak” jalan???

Tzu Hsi… terlahir dengan nama Yehonala dr klan Yehenara Manchu. Tidak banyak kalangan yang tertarik menceritakan kisahnya sebanyak orang mengenalnya sebagai biangnya kejahatan dan intrik (Naskah Cina 1949-1991). Tapi apa yang telah ia capai menunjukkan siapa dia sebenarnya. Ketika semua perempuan yang berada pada posisi yang sama (selir) memilih untuk diam, Sang Putri melawan, dan ketika semua pihak melawan saat ia bergerak untuk mencapai posisi yang dirasa aman, ia berdiri dengan dan tanpa rasa takut yang tak mungkin lagi ia pisahkan. Apalagi yang harus ditakutkan ketika kemungkinan Sang Putra Mahkota terguling dari singgasananya sebesar kemungkinan kepalanya terguling dari tubuhnya, rasa takut seperti apalagi yang harus dipertahankan Sang Maharani. Perasaan nyaman seperti apa yang diharapkan dari dirinya ketika Sang Kaisar naik ke langit saat ia sebegitu mudanya, dan tak ada pilihan selain menjadi janda seumur hidupnya, ketika perasaan cinta itu muncul terhadap seseorang yang “sangat ayal” jika tidak ingin dikatakan “tidak mungkin” ia dapatkan atau mendapatkannya, saat ibunya harus ber”kowtow” dan berdiri 10 kaki jauhnya saat mereka bertemu, dan ketika sang anak tidak mungkin benar-benar berada dalam pengasuhannya, perasaan nyaman seperti apa lagi yang sanggup memaksa perutnya menerima sesuap sup teratai hangat.

an Imperial Concubine (sumber : Wikipedia)

Ketika membaca buku pertama Anchee Min ini (Empress Orchid), aku begitu terpesona oleh kekuatan Sang Anggrek dalam menghadapi kehidupan di Kota Terlarang, semua usahanya, dan penghargaan yang diraihnya. Dan ketika menyelesaikan sekuelnya, The Last Empress, hanya satu yang sanggup terpikir oleh otak kosongku, GREATTTT!!! How could she manage her self becoming someone like that??? seseorang yang harus sanggup menjatuhkan kepala orang lain demi kepala Putranya beserta Dinastinya. Seorang perempuan di awal 20an yang dituntut untuk sanggup menggerakkan negaranya. Seorang perempuan yang dituduh membunuh madunya (Permaisuri Nuharoo) karena persaingan dan persahabatan mereka selama berpuluh tahun, bahkan didakwa dunia internasional bertanggung jawab atas kematian putra adopsinya, yang juga kaisar pilihannya, Kaisar Guang Hsu.

Dan pada akhirnya Sang Maharani harus menyerah pada takdirnya, tutup usia tak lama setelah naiknya Kaisar Guang Hsu ke langit, dan menyerahkan kekaisaran pada kemenakannya, putra dari adik perempuannya, Rong, bersama Pangeran Chun. Pu Yi (Kaisar Xuantong), putra langit yang berusia 2 tahun ketika naik tahta, putra langit yang menangis terus bahkan ketika diiming-imingi kembang gula, putra langit yang terus menerus ketakutan dan merasa tak nyaman dalam pelukan istana.

“Semua akan segera berakhir”, ucap Pangeran Chun ketika berusaha menenangkan putranya saat Sang Kaisar Muda didudukkan dalam singgasananya dalam sebuah pertemuan komite, yang pada kejatuhan Dinasti Qing dianggap sebagai sebuah pertanda ‘berakhirnya’ masa kekaisaran. Bahkan jauh setelah kematiannya, Pu Yi pun menuduh Sang Maharani sebagai pihak yang telah merenggut jalan hidupnya, memilihkan sesuatu yang berakhir dengan ketidaksukaannya.

Well,anyway, apa pun pandangan orang terhadap Janda Kaisar yang istimewa ini, she had everything she need to survive and she got ‘almost’ everything what a woman want to survive, at least everything I want hahaaaa :D

One of my fave book, n recomended to be read!!! Especially for u ladys :) Even u have no idea bout buying something heheee, that’s more than just a kind of motivation I guess, that’s all about LUST, DREAM & AMBITION!!! Start to stare for this red one with “EMPRESS ORCHID” at the first page, and take a good reading ^^